MHS

Angakatan Alfiyah Al-Falahiyah

Breaking

Sunday, 4 March 2018

March 04, 2018

Lirik Lagu - Langitan 1852


Persembahan Kami Untuk Pondok Pesantren tercinta



Reff:
Langitan pesantren yang luar biasa
Semboyanmu begitu mulia
Al muhafadzotu alal qodiimissholih
Wal akhdzu bil jadidil ashlah
Dari sebuah surau kecil sederhana
Ajarkan ilmu pada sanak tetangga
Buah kegigihan Kiai Nur mulia
Berdirilah pondok tercinta
Delapan belas lima dua
Kembali ke reff
Lalu Kiai Sholeh pun mengasuhnya
Putra kedua sembilan bersaudara
Berbekal ilmu dari tanah anbiya
Mendidik dengan penuh cinta
Menghasilkan para ulama
Kiai Kholil, Kiai Hasyim, Kiai Wahab Hasbullah
Kiai Syamsul, Kiai Shiddiq, dan masih banyak yang lainnya
Kembali ke reff
Dalam masa kepengasuhan ketiga
Putra menantu lanjutkan ayahanda
Namun pondok tergenang air bencana
Kiai Khozin pun terpaksa
Memindahkan pondok tercinta
Kembali ke reff
Kemudian Kiai penuh kharisma
Mengasuh pondok sejak usia muda
Dengan tetap menjaga tradisi lama
Berdiri Falahiyah kita
Kiai Abdul Hadi yang takwa
Beliau masyhur keistiqamahannya
Bermunajat dalam gulita
Bangunkan santri saat fajar menyapa
Tawadhu’nya tiada tara
Kembali ke reff
Lalu mantan rais amm pondok tercinta
Kembangkan pondok bersama ponakannya
Melanjutkan kepengasuhan kakaknya
Mbah Mad Marzuqi panggilannya
Pejuang Nahdlatul Ulama’
Kembali ke reff
Setelah sang paman meninggal dunia
Kiai Abdullah Faqih mengasuhnya
Langitan dalam masa keemasannya
Menjadi pondok yang ternama
Terkenal seluruh dunia
Beliau masyhur kesederhanaannya
Disegani para ulama
Panutan agama dan pusaka bangsa
Abuya pun memuliakannya
Kembali ke reff
Hingga kini Langitan tetap berjaya
Lanjutkan perjuangan pengasuh lama
Berpegang teguh pada semboyan mulia
Lahirkan pejuang agama
Oleh para kiai kita
Kiai Munif, Kiai Ubaidillah
Yai Ali, Yai Muhammad
Yai Abdullah, Kiai Abdurrahman
Generasi pengasuh mulia
Kembali ke reff
Jadilah karib kami dan berkreatifitas bersama kami:
Instagram & Twitter: @muhasshola
Facebook: MUHASSHOLA
Youtube: MUHASSHOLA17

Monday, 19 February 2018

February 19, 2018

Jangan ngaku Santri Kalo nggak antri


Katanya, SANTRI itu singkatan dari SABAR ANTRI, ada juga yang bilang SERBA NGANTRI.
Kok masih ada aja yang gak mau antri?
Mondoknya kurang lama kali?
Atau jangan-jangan, niat mondoknya masih setengah hati? 😊
Antri di pesantren itu udah biasa!.
Namanya juga hidup bersama.
Di pesantren manapun, di tempat-tempat tertentu di dalamnya, mesti ada aja yang namanya antri. Di kantin, di toko, di WC, apalagi di kamar mandi!.
Memang sih, antri itu membosankan. Makanya, dalam ngantri perlu ekstra kesabaran.
Lagipula, antri itu bukan sembarang kegiatan. Belum tahu kan, kalau didalamnya terdapat banyak makna dan pelajaran hidup yang tersimpan?
1. Antri melatih kita untuk bersabar dalam menghadapi segala sesuatu. Jika kita mampu sabar dalam mengantri, maka lama-kelamaan, kita juga akan terlatih untuk mampu bersabar dalam menghadapi segala ujian yang diberikan oleh Allah Swt. Dengan begitu, kita akan mendapat derajat yang mulia sebagaimana disabdakan oleh Nabi Muhammad Saw:
اِذَا اَحَبَّ اللهُ عَبْدًا اِبْتَلَاهُ, فَاِنْ صَبَرَ اجْتَبَاهُ وَانْ رَضِيَ اصْطَفَاهُ
Artinya: “Jika Allah swt mencintai seseorang maka Ia akan mengujinya. kalau orang itu sabar, maka Allah swt akan menjadikannya orang mulia (mujtaba). Dan jika ia ridha (rela) maka Allah swt akan menjadikannya sebagai orang pilihan yang istimewa (musthafa).”
2. Dengan antri, kita juga dapat belajar disiplin dan memanajemen waktu. Untuk dapat antrian paling depan, maka kita harus datang lebih awal. Antri di pesantren tidak pandang status. Siapapun itu, baik dia anak pejabat, anak orang kaya, bahkan anak presiden, kalau dia terlambat maka dia harus siap menerima konsekuensi untuk mendapat giliran terakhir. Hmm.. keren kan?
3. Selain itu, dengan antri, kita juga belajar untuk tidak mementingkan kepentingan sendiri dengan menghormati hak orang lain yang datang lebih awal. Jangan berani-berani menyerobot antrian kalau kamu tidak siap menanggung rasa malu karena cibiran dari orang-orang yang kamu dahului. 
Udah tahu gini..
Masih gak mau antri?
Coba deh direnungin lagi 

Monday, 25 September 2017

September 25, 2017

MUHASSHOLA, BERAWAL DARI MIMPI (Part 2)



Nama MUHASSHOLA terbentuk melalui perjalanan panjang. Jarang yang tahu jika sebenarnya nama MUHASSHOLA berawal dari sebuah mimpi. Ceritanya, beberapa hari sebelum pembentukan nama, ketika belajar kelompok bakda maghrib, salah satu teman kami bercerita. Bebarapa hari kemarin, ia bermimpi mengikuti sidang pembentukan nama bersama para asatidz kelas 6. Di majelis sidang—di mimpi itu—para asatidz sepakat memilih nama MUHASSHOLA yang tertulis di nazam Alfiyah urutan ke-122 dan diresmikan oleh Gus Zahid.
Ia menceritakan mimpi itu dengan agak ragu kepada kami. “Ini cuma mimpi kok, kemungkinannya sangat sedikit kalau mau nama itu terpilih. Masih banyak nama yang lebih bagus,” ujarnya. Akhirnya ia mencoba mengusulkan nama itu dengan alasan iseng-iseng. Tak disangka, pada saat sidang penyaringan nama oleh pengurus kelas 6, nama itu berhasil masuk empat besar nama dengan suara terbanyak.
Sidang pembentukan nama akhirnya dilaksanakan beberapa hari setelah itu. Dan ternyata nama yang terpilih adalah AL-ITTIHAD. Namun, karena hanya 50% saja asatidz kelas enam yang hadir dan Ust. Agus M. Zahid Hasbullah kurang menyetujuinya, sidang pembentukan nama kedua dilaksanakan. Tak disangka, sesuai mimpi itu, nama MUHASSHOLA disepakati menjadi nama almamater kami dan diresmikan oleh Ust. Agus M. Zahid Hasbullah.
Sebuah peribahasa mengatakan, “Apalah arti sebuah nama”. Nama memang hanya sekedar nama. Nama hanya menjadi identitas, pembeda antara satu dengan yang lainnya. Namun bagi kami, MUHASSHOLA bukan nama biasa. Nama itu lahir melalui perjalanan panjang dan dari jalan yang tak disangka. Allah memberi petunjuk kepada kami untuk mengusulkan nama itu, hingga akhirnya benar-benar terpilih.
Insya Allah—berkat petunjuk Allah melalui mimpi itu—kami yakin, MUHASSHOLA adalah nama yang berkah. Kami yakin MUHASSHOLA adalah almamater yang dinanti-nanti dan siap membanggakan Al-Falahiyah dan tentunya Langitan. (LA)
Jadilah karib kami dan berkreatifitas bersama kami:
Instagram & Twitter: @muhasshola
Facebook: MUHASSHOLA
Youtube: MUHASSHOLA ‘17
September 25, 2017

MUHASSHOLA, SEBUAH NAMA SEBUAH CERITA (Part 1)




Mendengar nama MUHASSHOLA, tentu yang pertamakali terbenak didalam memori santri Langitan adalah nama almamater kelas 6 MTs Al-Falahiyah keluaran 2017 (periode ini). Nama yang diambil dari nazam Al-Khulashah atau Alfiyah Ibnu Malik bait ke-122.
Ketika pertama kali terbentuk, banyak pihak yang menyayangkan nama ini. Alasannya karena melihat nazam sebelumnya yang berbunyi maa laisa ma’nahu lahu muhasshola (sesuatu yang ma’nanya tidak dihasilkan). Padahal sebelumnya, nama itu telah disepakati bersama oleh asatidz kelas 6 MTsF. Namun, semua itu dapat terjawab dengan dawuh Ust. Agus M. Zahid Hasbullah (salah satu wali kelas dan pembina umum MUHASSHOLA) beberapa hari sebelum deklarasi: “Kalau melihat nazam memang berarti tidak hasil, namun jika dilihat dari makna MUHASSHOLA sendiri secara utuh, tidak akan bisa dijabarkan meski menghabiskan berlembar-lembar, saking banyaknya”.
Secara harfiyah MUHASSHOLA berarti dihasilkan, sighot isim maf’ul dari madhi hasshola. Namun secara makna, MUHASSHOLA dapat berarti banyak. Salah satunya, sebagaimana dawuh Ust. Agus M. Zahid Hasbullah ketika pembentukan nama: “MUHASSHOLA dapat berarti wujud rasa terimakasih. Karena kalian adalah orang-orang yang dihasilkan dari Madrasah Al-Falahiyah dan Langitan”. Atau dawuh KH. Abdurrahman Faqih ketika deklarasi nama MUHASSHOLA: “MUHASSHOLA artinya dihasilkan. Semoga seperti namanya, banyak (prestasi) yang dihasilkan dari MUHASSHOLA”.
Secara tidak langsung, semua dawuh itu membuat nama MUHASSHOLA semakin kokoh, berdiri tegak namun tetap tertunduk hormat. Karena MUHASSHOLA adalah wujud lahirnya sebuah harapan prestasi, karena MUHASSHOLA adalah wujud rasa terimakasih atas semua guru yang pernah mengajar kami, semua teman yang pernah bersama kami, terkhusus semua elemen Al-Falahiyah dan tentunya Langitan. (LA)
Jadilah karib kami dan berkreatifitas bersama kami:
Instagram & Twitter: @muhasshola
Facebook: MUHASSHOLA
Youtube: MUHASSHOLA 17