Mendengar nama MUHASSHOLA, tentu yang pertamakali terbenak didalam memori santri Langitan adalah nama almamater kelas 6 MTs Al-Falahiyah keluaran 2017 (periode ini). Nama yang diambil dari nazam Al-Khulashah atau Alfiyah Ibnu Malik bait ke-122.
Ketika pertama kali terbentuk, banyak pihak yang menyayangkan nama ini. Alasannya karena melihat nazam sebelumnya yang berbunyi maa laisa ma’nahu lahu muhasshola (sesuatu yang ma’nanya tidak dihasilkan). Padahal sebelumnya, nama itu telah disepakati bersama oleh asatidz kelas 6 MTsF. Namun, semua itu dapat terjawab dengan dawuh Ust. Agus M. Zahid Hasbullah (salah satu wali kelas dan pembina umum MUHASSHOLA) beberapa hari sebelum deklarasi: “Kalau melihat nazam memang berarti tidak hasil, namun jika dilihat dari makna MUHASSHOLA sendiri secara utuh, tidak akan bisa dijabarkan meski menghabiskan berlembar-lembar, saking banyaknya”.
Secara harfiyah MUHASSHOLA berarti dihasilkan, sighot isim maf’ul dari madhi hasshola. Namun secara makna, MUHASSHOLA dapat berarti banyak. Salah satunya, sebagaimana dawuh Ust. Agus M. Zahid Hasbullah ketika pembentukan nama: “MUHASSHOLA dapat berarti wujud rasa terimakasih. Karena kalian adalah orang-orang yang dihasilkan dari Madrasah Al-Falahiyah dan Langitan”. Atau dawuh KH. Abdurrahman Faqih ketika deklarasi nama MUHASSHOLA: “MUHASSHOLA artinya dihasilkan. Semoga seperti namanya, banyak (prestasi) yang dihasilkan dari MUHASSHOLA”.
Secara tidak langsung, semua dawuh itu membuat nama MUHASSHOLA semakin kokoh, berdiri tegak namun tetap tertunduk hormat. Karena MUHASSHOLA adalah wujud lahirnya sebuah harapan prestasi, karena MUHASSHOLA adalah wujud rasa terimakasih atas semua guru yang pernah mengajar kami, semua teman yang pernah bersama kami, terkhusus semua elemen Al-Falahiyah dan tentunya Langitan. (LA)
Jadilah karib kami dan berkreatifitas bersama kami:
Instagram & Twitter: @muhasshola
Facebook: MUHASSHOLA
Youtube: MUHASSHOLA 17
No comments:
Post a Comment